Posts

Showing posts with the label Cerpen

Cerita Biru dan Senja #2

Image
Sore itu langit sedikit mendung dengan angin bertiup kencang, namun tetap mengundang untuk dinikmati segarnya menjelang hujan. "Jadi kenapa kamu ambil kuliah psikologi?" "Hmm... Kenapa yaa?" aku mencoba mengingat alasan 3 tahun yang lalu memilih jurusan kuliah saat baru lulus SMA. "Biar bisa baca pikiran orang. Hahaha." "Emang beneran psikolog bisa baca pikiran orang?" Aku langsung terkekeh dengan  pertanyaan Biru. "Enggak lah, emang dukun.  Becanda tau." "Kirain kan beneran." Aku menggeleng pelan dengan mata masih memandangi sosok di depan. "Kamu takut ya kalo aku bisa baca pikiran kamu? Hayoo ngaku!!" "Bagus kalo kamu bisa baca pikiran aku. Biar aku gak repot merangkai kata-katanya." "Kata-kata apa?" "Ada deh. Rahasia!" "Yaahh...." Aku langsung pura-pura kecewa. "Nanti juga tau." balasnya dengan senyuman yang pesonanya masih s...

Cerita Biru dan Senja #1

Image
Kala itu setelah hujan rintik mereda. Pertemuan tak sengaja di kedai kopi dekat taman bunga.  Tatapan matanya memancarkan binar yang sama dengan pelangi yang muncul tersipu.  Satu.  Dua.  Tiga.  Waktu seakan baru terhenti tiga detik saja. Senyumnya melengkung manis walau mata kami tak saling menatap lagi. Sejak itu aku memutuskan untuk sering-sering menyapa sore dan kopi. Sore, seminggu kemudian. Aku sudah melihat sosoknya dari kejauhan. Rasanya ingin langsung menyapa saja. "Mau pesen apa kak?" "Kak?" "Halo?" "Eh--iya. Greentea Frappucino less sugar, susunya ganti soy, no whipped cream." jelasku kepada barista yang menatapku kebingungan. "Oke. Atas nama siapa?" "Senja." "Kenapa bukan Binar?" "Hah?" Mataku terbelalak saat sosok yang tadi di ujung kaca sekarang tepat dibelakangku.  "Kenapa kaget?" "Hah?" "Kenapa cuma bisa jawab 'Hah'?" ...

Untuk pria yang selalu ku jaga hatinya

Gemuruh petir menggelegar seantro ruang, kilatan cahayanya menerobos mimpi indahku yang tengah melambung bersama kehangatan keluarga nan jauh di sana. Ada kelembaban terasa di pori kulitku. Aah sial! ternyata beberapa tetes air telah membasahi lenganku, dengan sigap aku langsung menarik gagang jendela yang memang selalu ku buka untuk melihat langit malam. Aku beranjak dari tempat tidurku, menegak segelas air mineral yang berembun menyesuaikan temperatur yang semakin menurun. Aku menatap kosong butiran air langit yang turun semakin deras. Pikiranku kembali terbayang oleh mimpi indah barusan, kehangatan suasana rumah yang bersahaja, keriangan dan canda tawa adik-adikku seperti terefraksi di telinga. Duaaaarrrr!! Lagi-lagi gemuruh petir menyentakkan pikiranku, membuat khayalanku seketika buyar tak bersisa. Aku menghela nafas panjang, kembali menatap kamar yang telah aku tempati beberapa tahun belakangan selama merantau. Andai saja aku dulu tak menuruti ego untuk (sok) mandiri merant...

i Love You, Sir

"Aku gak mau kita putus!" s eru pengemudi di bangku kanan. "Aku gak mau diatur-atur!" t impa sosok disampingnya tak mau kalah. "Tapi aku gak suka kalo kamu deket-deket sama cowok lain!" u jarnya dengan nada lebih tinggi. "Aku kan udah bilang, mereka temen aku, Reno." Nudia mengatu r nafasnya yang tak terkendali akibat kekesalannya yang memuncak . "Aku gak bisa tetep sama kamu. Udah cukup ! Hubungan kita gak bisa lagi dipertahanin." Nudia langsung membanting pintu jazz kuning yang terparkir di area EEB, Englis h Education Bridge, tempat Nudia kursus Bahasa Inggris. m eninggalkan Reno yang masih tak menerima keputusan Nudia mengakhiri hubungan mereka secara sepihak. Nudia mempercepat langkahnya menaiki tangga menuju lantai 3 ruang 311, jam tangannya menunjukkan pukul 19.10, yang berarti Ia telah lewat 10 menit dari jadwal yang seharusnya. Ini hari pertamanya memasuki kelas Conversation level akhir pada kursus Bahasa Inggris y...