a broken-white man
Kamu tau apa yang aku lakukan di hari-hari awalku magang? Aku terlihat bodoh dengan seragam hitam putih pinjaman kakak iparku ini. Hanya mengutak atik seperangkat PC di depanku, tak tau harus berbuat apa.
Saat tiba-tiba seseorang menyebutkan namaku.
"Anata-San?"
Dengan wajah panik aku nenutup jendela window PC yang sedang membuka situs media social. "Iya pak..." Jawabku sembari membalikkan badan. "Sorry... I'm Anata." ralatku seketika saat menatap sosok yang tepat berdiri di depanku. Detik itu juga aku seperti melihat sesosok malaikat dengan kulit seputih salju.
"Hello... I'm Akatsu." Ia membungkukkan badan, memberi salam.
Aku hanya bias membalasnya dengan paksaan senyum lebar, syarafku masih terasa begitu kaku untuk ikut membungkuk seperti yang Ia lakukan.
"I'm sorry we can't meet tomorrow, Because I have meeting with other company along day." ujarnya dengan aksen Jepang yang kental.
"It's okay. We still can meet today." balasku dengan gigi sedikit gemertak, aku juga beberapa kali mengibaskan poniku untuk menutupi grogi.
Percakapan bahasa Inggris seperti ini telah aku persiapkan sejak melamar di perusahaan multinasional ini, dan tak mengalami masalah sedikitpun di hari kemarin. Aku tak mengerti apa yang terjadi saat ini.
"Any problem with your PC or telephone? Oooh, did you get office email?"
Detik itu juga aku memberikan nilai +10 untuk kepeduliannya terhadapku, pegawai yang masih magang.
"Please don't hesitate to ask me about anything."
Senyumku kembali melebar, "Sure!' jawabku mantap.
"Hmm... where do you live?"
"Hah?"
"Where do you live?"
Kali ini aku lagi-lagi terlihat bodoh hingga Ia harus mengulang pertanyaannya.
"I live behind the office, very close from here."
"In a hotel?"
Hampir saja tawaku meledak mendengar pertanyaannya. Dengan gajiku yang tak ada seperbagian dari gajinya, mana mungkin aku menginap di hotel selama berbulan-bulan. "No, I stay in a house but I have pay for that every month."
"Oooh... I see..." balasnya cepat.
Kali ini aku memberikan +10, lagi-lagi dengan perhatiannya.
"Welcome to your new family. Please enjoy all your day!" Ia menggelakkan tawanya.
Hal yang sama pun aku lakukan sebelum sosoknya menjauh dibalik lorong.
Tuhan aku menemukan sesosok malaikat, kulitnya seputih salju, tawanya renyah, kecerdasannya tak diragukan, dan sosoknya mengagumkan....
Comments
Post a Comment