Untuk sesosok 'Bintang Jatuh'
Aku masih memandangi langit kala padang bintang menghiasinya, berharap salah satu dari mereka tak kuat menahan gravitasi.... and Wishes!! *mengucap harapan yang terlintas*
Pipiku selalu tertarik membentuk lengkungan saaat mengingat kebersamaan kiat yang pernah Tuhan ciptakan, atas nama kebetulan atau kelakuanku yang salah tingkah saat ada pertemuan sengaja yang telah kita atur (baca : kita tak berarti berdua).
Hingga saat ini sosok 'bintang' itu masih terlalu tinggi untuk aku gapai. Bahkan memandangnya saja masih mencuri. Ini aku yang terlalu bodoh karena berharap yang tak tergapai atau aku terlalu pasrah pada takdir, hanya berharap kekuatan semesta yang membuatnya terjatuh?
Kadang namanya masih seing aku sebut tanpa sadar saat ada hal yang berhubungan dengannya terjadi di hadapanku, senyumku juga mengembang saat mengigat kejadian "kebetulan" bersamanya. Sosoknya yang selalu menyenangkan membuatku mempertaruhkan kebahagiaan lain dengan ketidakpastian yang sebenarnya aku buat sendiri.
Apakah aku harus mencari sayap-sayap yang bisa membantuku mencapai keberadaanmu? Atau aku hanya kembali mengadah tangan kepada Sang Pemilik Semesta tanpa pergerakan apapun? Tapi memulai pergerakan juga bukan hal mudah saat 'dunia'nya yang memang tak seiring dengan 'dunia'ku. Tapi bukankah jikalau ini (mungkin) kehendakNya semua jalan akan dipermudah :))
Comments
Post a Comment