Cinta gak butuh kata-kata
Malam itu langit terang benderang oleh cahaya kembang api, gelombang bunyi dipenuhi letupan-letupan petasan dan nyaring terompet. Berbagai macam perasaan menghiasi malam tahun baru itu. Dira menatap nanar deburan ombak yang sesekali membasahi kakinya. Harusnya Ia bisa bahagia merayakan malam pergantian tahun dengan teman-teman dekatnya, namun kebahagiaan itu memudar ketika Melisa, yang notabenenya adalah pacar Arya hadir sore tadi. Miris rasanya melihat kedekatan mereka.
"Dir..." sapa sesosok tinggi jangkung yang kemudian mengambil posisi di sebelah Dira.
Dira kenal betul pita suara itu.
"Kenapa bang?" jawab Dira memandang Beri, teman yang sudah Ia anggap seperti kakak laki-lakinya.
"Kembang apinya bagus ya?" Beri membuka percakapan.
"Iyaa... Sebagus pemandangan disana." pandangan mata Dira mengarah pada dua orang dengan jarak beberapa meter yang pastinya cukup jauh untuk mendengarkan percakapan mereka.
"Kenapa kamu gak pernah bilang?"
"Banyak hal yang gak bisa diungkapkan dengan kata-kata, Bang. Kadang cinta gak butuh pengungkapan, cuma butuh pembuktian."
"Terus gimana cara dia tau kalo kamu gak pernah bilang?”
"Haruskan aku bilang cinta sementara disebelahnya ada orang yang Ia cintai?"
Beri menatap langit berharap ada jawaban untuk pertanyaan Dira dan pertanyaan hatinya....
"Aku gak rela liat kamu begini, Dir." seru Beri tiba-tiba.
"Kenapa, Bang?"
"Karena aku cinta kamu." batinnya
"Karena.... Aku sahabat kamu. Seorang sahabat selalu ingin sahabatnya bahagia."
Beri ingin Dira bahagia.... dengannya.
"Aku juga sahabat dia Bang, Aku pengen dia bahagia dengan apa yang dia udah pilih." ujar Dira tersenyum untuk meyakinkan.
"Apa kamu yakin dia bahagia?"
"Aku gak tau. Kalo dia gak bahagia kenapa ada pelukan mesra disana?"
"Yang harus kamu tau kadang pelukan gak butuh cinta. Tapi... Pelukan yang ini penuh cinta." Beri menarik tubuh mungil Dira ke dalam peluknya dan berharap Ia bisa terus memeluk tubuh kecil ini untuk melindungi hatinya.
"Maksudnya?" tanya Dira yang kaget dengan pelukan yang tiba-tiba dan pernyataan yang menimbulkan banyak tanda tanya.
"Seperti kata kamu... Banyak hal yang gak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Mencintai itu gak butuh kata-kata, Dir. Tapi kamu bisa liat cinta disini." Beri menunjuk ke arah hatinya dan menatap Dira penuh cinta.
"Dir..." sapa sesosok tinggi jangkung yang kemudian mengambil posisi di sebelah Dira.
Dira kenal betul pita suara itu.
"Kenapa bang?" jawab Dira memandang Beri, teman yang sudah Ia anggap seperti kakak laki-lakinya.
"Kembang apinya bagus ya?" Beri membuka percakapan.
"Iyaa... Sebagus pemandangan disana." pandangan mata Dira mengarah pada dua orang dengan jarak beberapa meter yang pastinya cukup jauh untuk mendengarkan percakapan mereka.
"Kenapa kamu gak pernah bilang?"
"Banyak hal yang gak bisa diungkapkan dengan kata-kata, Bang. Kadang cinta gak butuh pengungkapan, cuma butuh pembuktian."
"Terus gimana cara dia tau kalo kamu gak pernah bilang?”
"Haruskan aku bilang cinta sementara disebelahnya ada orang yang Ia cintai?"
Beri menatap langit berharap ada jawaban untuk pertanyaan Dira dan pertanyaan hatinya....
"Aku gak rela liat kamu begini, Dir." seru Beri tiba-tiba.
"Kenapa, Bang?"
"Karena aku cinta kamu." batinnya
"Karena.... Aku sahabat kamu. Seorang sahabat selalu ingin sahabatnya bahagia."
Beri ingin Dira bahagia.... dengannya.
"Aku juga sahabat dia Bang, Aku pengen dia bahagia dengan apa yang dia udah pilih." ujar Dira tersenyum untuk meyakinkan.
"Apa kamu yakin dia bahagia?"
"Aku gak tau. Kalo dia gak bahagia kenapa ada pelukan mesra disana?"
"Yang harus kamu tau kadang pelukan gak butuh cinta. Tapi... Pelukan yang ini penuh cinta." Beri menarik tubuh mungil Dira ke dalam peluknya dan berharap Ia bisa terus memeluk tubuh kecil ini untuk melindungi hatinya.
"Maksudnya?" tanya Dira yang kaget dengan pelukan yang tiba-tiba dan pernyataan yang menimbulkan banyak tanda tanya.
"Seperti kata kamu... Banyak hal yang gak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Mencintai itu gak butuh kata-kata, Dir. Tapi kamu bisa liat cinta disini." Beri menunjuk ke arah hatinya dan menatap Dira penuh cinta.
Comments
Post a Comment