Tentang Mimpi
Dulu aku pernah berdecak kagum kepada orang-orang
dibalik jas putih dengan stetoskop menggantung di leher mereka. Aku ingin menjadi
seperti mereka suatu hari nanti, tersenyum ramah dan menyelamatkan banyak
nyawa. Seiring berjalannya waktu, keinginan itu tetap ada. Namun aku mulai
memiliki mimpi-mimpi besar lainnya yang ku pikir lebih realistis. Mengingat untuk memakai jas putih dan stetoskop tak hanya semudah membeli
kemudian memakainya. Ada banyak perjuangan dibalik kebanggan memakainya juga ada
tanggungjawab besar dibalik stetoskop itu.
Gagal masuk ke fakultas kedokteran tetap membuatku
memakai jas putih (baca:jas lab) untuk praktikum di laboratorium bumi (bukan
manusia). Hal ini juga membuatku kembali mengawang-awang,
sebenarnya apa sih yang aku inginkan dalam hidup. Aku mulai mencoba banyak
kesempatan yang datang karena kata orang kesempatan gak datang dua kali. (istilah
kerennya mencari jati diri). Mulai dari ikutan Bina Vocalia saat sekolah
menengah, dengan hanya modal menyanyi dari hati kemudian menghasilkan nada
sumbang. Ternyata menyanyi tak hanya butuh hati, tapi harus jaga nada, pich
control, tempo, dan banyak lain yang intinya aku gak cocok jadi penyanyi!
Kemudian merambah ke seni gerak badan (maksudnya
tari). Entah ide dari mana aku mengikuti ekstrakulikuler tari tradisional.
Untuk yang ini alhamdulillah gak terlalu memalukan, sampai saat kuliahpun aku
masih menari di beberapa acara. Dan penghasilan pertama dengan keringat sendiri
didapat dari tari ini lho. Kendalanya adalah tari itu sesuatu yang harus
ditekuni, dan aku tak suka rutinitas yang homogen. Ah mungkin duniaku bukan
disini!
Saat semester awal kuliah aku menutup dunia mimpiku
dengan kenyataan tumpukan laporan, mulai dari yang ditulis tangan, diketik
komputer sampai yang diketik dengan mesin tik! Kuliah-Tugas-Organisasi-Pulang
(I'm not organizer but I folllow organization) sampai kemudian berada di titik
jenuh yang benar-benar jenuh. Sekali lagi, aku tak suka rutinitas!
Aku harus keluar dari lebirin ini yang hanya berkutat
dengan keadaan dan orang-orang yang sama.
Terinspirasi dari beberapa blog galau yang merubah
rasa jadi kata, aku mulai membuat blog. Dengan postingan awal yang kalo dibaca
sekarang pasti ngebatin "gak banget deh kata-katanya".
Menulis itu bebas, seperti bicara. Tapi menurutku
menulis itu jujur dari hati dan pemikiran. Walaupun yang aku tulis belum tentu
aku dan yang kamu baca belum tentu kamu.
Dari mulai postingan tentang kegalauan, kemudian mulai
tertarik untuk menunjukkan kepada dunia maya tentang kehidupan nyataku. Mencoba
peruntungan dengan berbagai lomba cerpen, lomba blog, untuk saat ini hasilnya
masih nihil. Tapi aku tak pernah merasa ingin menyerah, aku ingin terus menulis
dan bermimpi menjadi penulis karena menulis membuatku menemukan 'duniaku'.
Aku juga salah satu yang paling antusias untuk
merancang pesta dan membuat kado handmade. Awalnya dari sekedar iseng dengan
kertas origami, spidol, lem, gambar-gambar majalah. Abrakadabraaaa!! jadilah
scrapbook! Beberapa scrapbook menangkap moment dengan foto dan kata, beberapa
lainnya mengalirkan tangis saat membuatnya. Merambah dari scrapbook ke stop motion. Berawal dari
project-project ungkapan hati lalu menjadi jasa komersil.
Makin kesini aku makin memiliki banyak mimpi yang
sangat kontras dengan pendidikan formal yang sedang kujalani. Ingin punya toko
kado sekaligus toko cupcakes yang menyediakan jasa party planner. Aku sempat
berfikir apakah hanya otakku yang terlalu kreatif sehingga menciptakan banyak
mimpi saat umur mulai berawalan 2 ataukah teman-teman lain seusiaku juga masih
mempunyai mimpi terpendam.
Me: "Lo punya mimpi besar dalam hidup?"
A: "Punya."
Me: "Apa?"
A: "Hampir tecapai sih, jadi dokter."
Me: "Yang lainnya?"
A: "Pengen bikin salon dan spa yang bikin rileks.
Kan sekarang ini banyak orang stres. Hahaha."
Ya, si A adalah calon dokter. Perjalanan untuk
menggapai cita-citanya menjadi dokter ini juga tak mudah, aku saksi hidupnya.
Tapi Ia terus berjuang and She deserves to get it. Ternyata-pun Ia masih
memiliki mimpi lain d luar pendidikan formalnya.
Me: *Kirim gambar cup cakes perdana buatanku*
P: "Aku pengen jadi MC atau penyiar radio."
Me: "Do what you love!"
P: "Mulainya darimana?"
Me: *berfikir*
Pertanyaan yang sering muncul saat akan mencoba hal
baru adalah darimana memulainya. Akupun hingga saat ini masih sering bingung
mau dimulai dari mana mimpi-mimpiku.
Me: "Eh lo nanti kalo udah lulus mau kerja
apa?"
R: "kalo di bidang kita gue pengen kerja di
lapangan."
Me: "Ooh. Gue pikir lo mau kerja yg di bidang
kreatif gitu."
R: "iya itu gue pengen jadi usaha sampingan. Gue
pengen punya toko kado."
Dalam hati gue senyum-senyum sendiri. Ternyata
mikmpiku dan temanku yang satu ini hampir seide. Dia juga seseorang yang sangat
kreatif dan sudah mempunya usaha pembuatan Danbo.
Setelah survey dengan beberapa orang, Aku jadi yakin
ternyata semua orang mempunyai mimpi yang masih banyak terpendam. Ya, banyak
karya hebat ada karena mimpi... yang kemudian dibangun.
Mulai sekarang cobalah untuk menghidupkan
mimpi-mimpimu karena hidup berawal dari mimpi :)
Ada ceritakuuuuu aaaaaaaaw :**
ReplyDelete:* Terimakasih telah membaca tulisanku :))
ReplyDelete