My Bloody Birthday
“Aku mau ulang tahun loh.” ucapku saat kami keluar dari bioskop. “Iya aku tau. Kapan sih aku lupa hari ulangtahun kamu, sayang?” genggaman tangannya menjadi semakin erat. “Aku mau kado.” “Kamu mau kado apa?” “Aku mau kamu.” pintaku singkat, “ Aku mau kamu ada waktu aku ulang tahun.” “Kamu tau kan aku gk bis a. Kamu minta yang lain aja deh, yang nyata yang aku bisa kasih .” “Berarti kamu gak nyata, gitu?” aku melepaskan genggaman tangannya, pura-pura ngambek. “Sekarang aku nyata, Tapi waktu hari ulang tahun kamu, aku nyata di Jogja, bayangan aku aja gak ada disini.” candanya sembari merangkul pundakku. Aku menatapnya nanar. Ingin sekali menahannya lebih lama disini. Tapi tak bisa aku lakukan, seminggu lagi Ia akan kembali ke kota perantauannya, meninggalkanku sendiri entah untuk beberapa bulan. Dan aku benci sendiri. “Kenapa gak kamu yang main ke Jogja?” “Aku takut.” “Takut kenapa?” “Takut ketemu selingkuhan kamu disana.” Ia kaget, tak menyangka aku ber