Posts

Showing posts from 2017

Rumput Tetangga Lebih Hijau

Image
Kalian pasti pernah mendengar ungkapan "rumput tetangga terlihat lebih hijau" yang dimaknai dengan sesuatu yang dimiliki orang lain selalu terlihat 'lebih' dari apa yang kita miliki. Saya pun sering merasa begitu. Kadang melihat kehidupan seorang teman yang bekerja di salah satu perusahaan besar rasanya ingin sekali bekerja di perusahaan tersebut. Tapi ternyata saat mengobrol, ia menceritakan kalau persaingan kerjanya tak sehat, orang-orang saling menikung. Wah teman makan teman dong, pikir saya. Ada juga seorang senior saya yang menduduki jabatan direktur dengan gaji 2 digit di awal. Kebayang dong pundi-pundi tabungannya gak berseri. Tapi ternyata setiap harinya dijalani dengan tekanan kerja kerja dan kerja, tak punya kehidupan sosial. Uang bukan segalanya ternyata, walau segalanya butuh uang juga sih. Contoh lain adalah seorang teman yang sudah berumah tangga dan memiliki anak balita yang lucu. Dalam pandangan saya, kehidupannya pasti bahagia seti

Liburan Singkat untuk Jiwa yang Penat

Image
Memiliki rutinitas yang padat adalah kehidupan khas pekerja kantoran di kota-kota besar. Setiap harinya kita disibukkan dengan tumpukan pekerjaan dan juga meeting dengan klien kesana kemari. Terlarut dengan hiruk pikuknya pekerjaan membuat stress mudah melanda. Nah, kabar buruknya, stress yang bertumpuk dan berlangsung lama ini bisa menimbulkan depresi, dari  yang kategori ringan bahkan hingga berat. Karena hal inilah, untuk kalian para pekerja kantoran dengan segudang kesibukannya, sangat amat membutuhkan yang namanya liburan. Tak perlu setiap bulan, tapi setidaknya saat kalian mulai merada dalam keadaan tak baik, segeralah ambil cuti dan persiapkan liburan. 1. Liburan membuat pikiran rileks dan memunculkan ide-ide baru Rutinitas sehari-hari yang padat dan kadang begitu-begtu saja membuat pikiran kita menjadi jenuh dan produktivitas kerja menurun. Nah, saat kamu mulai merasakan hal ini, berlibur merupakan salah satu solusi ampuh untuk mengatasinya. Eits, saat mengambil cu

No work from home

Image
Buat pekerja kantoran di Jakarta pastinya udah biasa banget kan lembur setelah jam kantor dan masih harus bawa pulang kerjaan yang numpuk segudang itu ke rumah saat weedays maupun weekend.  Gue sendiri sih termasuk salah satu yang 'lumayan sering' bawa pulang kerjaan kantor saat weekend dengan tujuan biar cepet selesai dan ngurangin kerjaan pas masuk hari Senin. Kebayang kan hecticnya Jakarta kalo senin, belum macet, ditambah pas nyampe kantor kerjaan masih numpuk. Duuh berasa banget Mon-ster-day-nya! Tapi setelah hampir satu tahun jadi pekerja full time ternyata bawa kerjaan saat weekend itu gak mengurangi pekerjaan di hari Senin, karena kerjaan akan selalu datang dan datang (lagi). Ya kalo gak datang terus mungkin gue udah gak dipekerjakan haha.  Akibat dari tetep kerja pas weekend adalah pikiran makin pusing, pekerjaan masih ada terus, dan bikin emosi gak stabil. Weekend kan saatnya skip daily activities dan meluangkan waktu untuk me time atau quality time, jadi kalo

Being Independent, Not Individual

Image
Sewaktu memutuskan untuk kerja dan hidup sendiri di Jakarta itu sama sekali gak ada bayangan akan gimana atau sama siapa nanti disana. Tapi karena emang ngerasa bosen tinggal di satu kota dari lahir nyampe kuliah, akhirnya gue memberanikan diri untuk merantau ke jakarta. Biar tau juga gimana sih rasanya kangen rumah. Awal awal di Jakarta mulai deh ngerasain tinggal dan tidur sendiri, dimana biasanya gue tinggal sama orang tua dan jarang sendirian. Terus dulu tuh ngerasa kasian kalo liat orang makan sendiri di tempat makan, tapi pas ngerantau pastinya pernah ngerasain makan sendirian di tempat makan ataupun di kosan. Awalnya rasanya sediiiih, sampe pernah nangis sambil makan karena dari dulu selalu ada yang nemenin makan, nyampe akhirnya yah ngerasa biasa aja karena lama kelamaan terbiasa. Kemudian cuci baju sendiri, belanja bulanan sendiri, pokoknya semuanya serba sendiri. Tapi dengan semua ini akhirnya satu hal penting yang gue pelajarin, yaitu jadi mandiri! Karena pada

Bali Sweet Escape #Part1

Image
Jadi liburan ini berawal dari iseng-iseng obrolan kosong di kantor bareng Anggi dan Mba Leni. Rencana awalnya liburan cantik gitu ke Bandung bertigaan aja, tapi kemudian ada 1 temen kantor cowok yang mau gabung dan akhirnya kita bikin group buat ngobrolin tentang liburan ini, dari awalnya cuma mau ke Bandung nyampe ada ide buat ke Bali karena ada tiket murah. Akhirnya kita booking tiket ke Bali untuk 5 orang, jadi ada 1 tambahan temen cowok lagi yang ikut.  Setelah urusan tiket selesai, kita mulai bikin itinerary ke Bali untuk 3 hari 2 malem, booking hotel, transportasi, dan embel-embel lain. Namanya juga liburan bareng ber-5-an ya, jadi ada lah beberapa drama-drama kecil pas mau keberangkatan sampai akhirnya yang fix berangkat adalah gue, Anggi, Mba Leni, Ryandi, dan temennya Ryandi a.k.a Udin.  Senin, 8 Mei 2017 Karena berhubung tiket promo, kita dapet flight paling malem, sekitar jam 11 malem. Kita berlima nyampe di bandara sekitar jam 9.30. Karena udah check in via w

Kembali bersama (?)

Aku tak pernah menyangka perrtemuan pertama kita setelah sewindu lalu itu kembali membongkar lemari kenanganku tentangmu.  Detak jantungku sedikit tersentak saat melihat sosokmu di ujung sana yang kian mendekat, sama seperti terakhir kali sosokmu menjauh di masa itu.  Tawamu yang renyah, Aaah rasanya lama sekali aku tak mendengarnya setelah banyak peristiwa yang kita alami. Aku tau keputusanku untuk menemuimu lagi akan membuka relung-relung yang selama ini telah tertutup hampir rapat. Tapi aku tak pernah menyangka akan kembali terbuka selebar ini. Kita yang dulu pernah saling jatuh cinta kemudian bersama, hingga akhirnya berpisah dan menyisakan celah. Benar kan, tak mudah untuk kita kembali duduk semeja, berbicara tentang masa lalu tanpa jeda? Tapi akhirnya kita bisa. Dengan perasaan awal yang biasa hingga akhirnya kini kita terbiasa.  Apakah kita akan kembali bersama?  Atau kita hanya terbiasa bersama?

Feeling Blessed

Sudahkah kamu bersyukur hari ini? Pertanyaan ini aku tujukan bukan cuma untuk pembaca ya tapi terutama untuk diriku sendiri.  Beberapa bulan ini aku merasa diambang kebimbangan,  Dimana sedang mencari tapi belum tau apa yang dicari.  Ingin pergi tapi belum tau pergi kemana.  Ingin membuat sesuatu tapi belum tau apa.  Sebenarnya pencarian jati diri sudah aku awali saat masuk kuliah dimana aku harus menemukan pekerjaan yang 'pas', identiknya pekerjaan yang 'pas' adalah sesuai dengan jurusan kuliah. Tapi realitas berkata lain, lulus dari jurusan yang termasuk langka juga tak membuatku gampang mendapatkan pekerjaan sesuai jurusan karena ya ternyata lowongan pekerjaannya pun ikut langka terlebih dengan keadaan dunia migas yang memprihatinkan.  Kembali lagi, pada akhirnya aku harus realistis ingin bekerja walau tak sesuai jurusan, tak apalah untuk mencari pengalaman, pikirku saat itu. Setelah menjalani pekerjaan hingga hampir satu tahun ini aku merasa 'hamp