Untuk pria yang selalu ku jaga hatinya
Gemuruh petir menggelegar seantro ruang, kilatan cahayanya menerobos mimpi indahku yang tengah melambung bersama kehangatan keluarga nan jauh di sana. Ada kelembaban terasa di pori kulitku. Aah sial! ternyata beberapa tetes air telah membasahi lenganku, dengan sigap aku langsung menarik gagang jendela yang memang selalu ku buka untuk melihat langit malam. Aku beranjak dari tempat tidurku, menegak segelas air mineral yang berembun menyesuaikan temperatur yang semakin menurun. Aku menatap kosong butiran air langit yang turun semakin deras. Pikiranku kembali terbayang oleh mimpi indah barusan, kehangatan suasana rumah yang bersahaja, keriangan dan canda tawa adik-adikku seperti terefraksi di telinga. Duaaaarrrr!! Lagi-lagi gemuruh petir menyentakkan pikiranku, membuat khayalanku seketika buyar tak bersisa. Aku menghela nafas panjang, kembali menatap kamar yang telah aku tempati beberapa tahun belakangan selama merantau. Andai saja aku dulu tak menuruti ego untuk (sok) mandiri merant