Posts

Showing posts from August, 2014

Kamu yang selamanya

Dia yang sangat kamu cintai pernah mencintai orang lain dengan sepenuh hati Dia yang kamu peluk erat pernah tak ingin melepaskan pelukan orang lain sebelum kamu Dia yang kamu banggakan bagai langit pernah dengan bangga menyanjung orang lain sebelum kamu Dia yang kamu perjuangkan mati-matian pernah memperjuangkan cinta sebelumnya mati-matian pula Dia yang kamu kecup bibirnya pernah ada bekas kecupan sayang orang lain sebelum kamu Dia yang menunggumu berdandan lama bahkan pernah menunggu lebih lama cinta orang lain sebelum kamu Dia yang menjadi prioritas untukmu juga pernah memprioritaskan orang lain sebelum kamu Percayalah ada orang lain sebelum kamu yang pernah mengisi hari-harinya, karena masa lalu selalu ada Tapi percayalah kamu yang menjadi dunianya saat ini, menjadi orang yang paling diprioritaskan dan dicintai mati-matian Percayalah hanya kecupan dan pelukanmu yang menyentuh tubuhnya sekarang Percayalah dia yang meminangmu dengan Bismillah adalah yang

Intensive Care Unit

Image
Aku melangkahkan kaki gontai memasuki lift yang membawaku ke satu lantai lebih tinggi. Sinar matahari yang terhalau kaca ribben menyambut langkahku yang kian kaku. Suara gaduh ruang tunggu langsung menyeruak menggantikan suasana lift yang hampa. Suasa isak tangis makin memenuhi gendang telinga, hatiku mulai bergetar namun neuron otakku masih tak bereaksi. Aku menyalami kerabat dan keluarga yang berjejer membuat barisan tak linier, mencoba beradaptasi dengan lingkungan yang mencekam, walau masih tak tau apa yang benar-benar terjadi. Andai semalam aku ikut ke sini, mungkin sekarang aku tak jadi patung porselen yang hanya membisu. Seorang berbalut seragam hijau membuka pintu otomatis yang hanya bisa terbuka dengan kartu magnet. Ia mempersilahkan 2 orang keluarga pasien untuk berkunjung. Tetua keluargaku berhambur memprioritaskan diri untuk menjadi yang pertama, membuatku otomatis terdorong mundur. Aku menghela nafas dalam, bersyukur masih ada nyawa kehidupan di dalam sana.  Seora

Happy Birthday My best best best friend ever!

Ketika hidup tak hanya tentang bahagia, banyak kerikil-kerikil tajam bahkan batu besar menghalangi langkah Ketika prioritas mulai bergeser, belanja tak lagi tentang keinginan tapi tentang kebutuhan Ketika tanpa sadar obrolan masa depan mulai terselip diantara candaan dan impian pendamping tak lagi tabu atau ketika obrolan "Eh, dia pacaran sama siapa sekarang?" Mulai berganti menjadi "Eh, dia udah wisuda ya sekarang?" Karena waktu bergulir dan kita berjalan maju Ketika tempat nongkrong tak lagi mencari yang paling hitz, tapi yang paling nyaman dan junk food mulai menjadi menjadi makanan sehat. Ketika masalah hati mulai dipendam sendiri, karena hanya diri sendiri yang mengerti Ketika cinta harus diakhiri, bukan tangis meratapi yang mengiringi tapi kepercayaan takdir yang diyakini Ketika pertambahan umur tak lagi dirayakan dengan euforia tapi dengan penuh rasa syukur Ketika semua itu tiba... Kita tak lagi menjadi remaja belia, tapi sosok yang mulai t